Torrent adalah suatu tindakan mengunduh dan mengunggah file atau data melalui jaringan BitTorrent. Alih-alih mengunduh dari file langsung dari pusat, torrent melibatkan pengunduhan file dari perangkat pengguna lain di jaringan internet, sebaliknya, pengguna mengunggah file dari perangkat mereka sendiri untuk di download oleh pengguna lain.
Torrenting adalah bentuk berbagi file peer-to-peer (P2P) yang paling populer, dan memerlukan perangkat lunak untuk manajemen torrent untuk dapat terhubung ke jaringan BitTorrent. Perangkat lunak semacam itu dapat di unduh secara gratis untuk sejumlah perangkat berbeda.
Server Torrent
Setelah kalian mengetahui apa itu torrent kali ini admin akan menjelaskan apa itu server torrent. Server torrent hampir sama dengan torrent lainnya hanya saja Server Torrent dapat berjalan di VPS dan mengguakan website sebagai UI. Mengapa kita membutuhkan server torrent ? Server Torrent bisa digunakan untuk mengunduh file maupun bisa digunakan sebagai seeders (bibit) yang bertugas sebagai pembagi file.
Server Torrent juga berguna untuk kemanan dimana kita tidak perlu khawatir jika ip kita diketahui karena kita bisa menggunakan vps sebagai torrent, meskipun server torrent tidak bisa menagkal virus dari file yang kita unduh, salah satu manfaat lainnya adalah server torrent membatu pengguna jika suatu saat pengguna ingin mendownload game namun hanya memiliki sedikit seeders, sehingga pengguna tidak perlu menghidupkan perangkat mereka 24 jam penuh hanya untuk mendownload game ataupun video.
Install Docker
Langkah pertama sebelum melakukan instalasi Server Torrent wajib hukumnya menginstall docker meskipun sebenarnya bisa digunakan tanpa menggunakan docker namun tutorial kali ini menggunakan Docker. Untuk kalian yang belum melakukan instalasi Docker kalian bisa kunjungi web Cara Install Docker.
Install Docker Compose
Untuk menginstall image qbittorrent ketik perintah berikut:
docker run -d \
--name=qbittorrent \
-e PUID=1000 \
-e PGID=1000 \
-e TZ=Asia/Jakarta \
-e WEBUI_PORT=8080 \
-p 8080:8080 \
-p 6881:6881 \
-p 6881:6881/udp \
-v /path/to/appdata/config:/config \
-v /path/to/downloads:/downloads \
--restart unless-stopped \
lscr.io/linuxserver/qbittorrent:latest
Cek apakah qbittorrent sudah terinstall di docker dengan ketik perintah :
docker start qbittorrent
Output
Parameter
Container Image yang dikonfigurasi menggunakan parameter yang dilanjutkan saat runtime (seperti yang disebutkan diatas). parameter ini dipisahkan dengan titik dua dan masing-masing menunjukkan <external>:<internal>. Contohnya, -p 8080:80 yang akan menampilkan port 80 dari dalam container agar bisa diakses dari port host pada port 8080 dari luar kontainer.
Parameter | Keterangan |
-p 8080 | Port WebUI |
-p 6881 | Koneksi Port TCP |
-p 6881/udp | Koneksi Port UDP |
-e PUID=1000 | Untuk UserID |
-e PGID=1000 | Untuk GroupID |
-e TZ=Asia/Jakarta | Zona Waktu Spesifik Untuk Asia/Jakarta |
-e WEBUI_PORT=8080 | Untuk mengubah port untuk WebUI |
-v /config | Seluruh File Konfigurasi Yang Relevan |
-v /downloads | Lokasi File Download |
Cek Browser
Setelah kita menjalankan torrent langkah selanjutnya adalah dengan mengunjungi browser menggunakan [alamat ip:port]
DEFAULT
USERNAME: admin
PASSWORD: adminadmin
File Dowload : /path/to/Downloads
Referensi:
https://userdocs.github.io/qbittorrent-nox-static/#/README
Photo by Neda Astani on Unsplash